Sinergi Foundation dan Henan Asset Management Resmikan Program Pemberdayaan Nelayan
Foto: Pixabay
Author: Muhamad Basuki
BANYUWANGI, PRIANGANPOS.COM - Banyaknya nelayan Indonesia yang hidupnya masih jauh dari kata sejahtera di tengah melimpahnya potensi perikanan di laut Indonesia menjadi ironi tersendiri. Berangkat dari ironi tersebut, Sinergi Foundation melalui Fish Bank Indonesia berkolaborasi dengan PT Henan Asset Management hadir dengan aksi nyata. Kolaborasi ini mewujud dalam program pemberdayaan bertajuk “Nelayan Mapan dan Berdaya: Menjaga Laut, Menjaga Masa Depan” di Pantai Patoman, Banyuwangi.
Agenda peluncuran program digelar pada Senin (15/9) dan dihadiri oleh Bupati Banyuwangi Hj. Ipuk Fiestiandani, S.Pd., Pakar Pemberdayaan Masyarakat Erie Sudewo, Direktur Pelaksana Fish Bank Indonesia Yuyu Wahyudin, serta nelayan dan masyarakat setempat.
Sesuai namanya, program ini hadir dalam bentuk intervensi ekologi dan sosial dengan fokus budidaya laut, restorasi terumbu karang, dan ketahanan pangan berbasis hasil laut. Dalam prosesnya, akan dilakukan penanaman 50 modul fish apartment sebagai habitat baru hewan-hewan laut dan media transplantasi terumbu karang. Pada rangkaian acara peluncuran telah dilaksanakan penamaman sejumlah modul fish apartment di laut.
Selain itu, nantinya nelayan akan mendapatkan berbagai pelatihan dan pembekalan agar mampu mandiri secara ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya di sekitar tanpa merusaknya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi eksploitasi berlebihan yang berujung rusaknya alam yang juga akan berdampak pada mata pencaharian nelayan.
Dalam program ini, PT Henan Asset Management dan Sinergi Foundation berperan sebagai investor dan penggerak yang membiayai serta membina para nelayan dan kelompok masyarakat. Sementara Kelompok Nelayan KUB Bintang Utara dilibatkan untuk mengajak masyarakat sekitar memanfaatkan potensi yang tersimpan di wilayah tersebut.
Bupati Banyuwangi, Hj. Ipuk Fiestiandani, S.Pd., M.KP. dalam sambutannya menyatakan dukungan penuh program pemberdayaan masyarakat pesisir. Ia menyebut Fish Bank sebagai “tabungan ikan yang menuai harapan” karena memberi fungsi ekologi, sosial, ekonomi, hingga pariwisata. “Program ini membangun Banyuwangi dengan nelayan yang mapan, ekonomi yang tumbuh, dan laut yang tetap lestari,” ujarnya.
Sementara pakar pemberdayaan Erie Sudewo yang juga menjadi sosok pencetus Fish Bank Indonesia menekankan 3 poin penting sebagai fondasi program pemberdayaan. Poin-poin tersebut mencakup kejujuran, kepemimpinan, dan organisasi agar program berjalan berkelanjutan.
Direktur Pelaksana Fish Bank Indonesia Yuyu Wahyudin menekankan pentingnya pendampingan dalam setiap program pemberdayaan. “Harus ada yang terus menjaga semangat masyarakat karena program ini diharapkan menghasilkan manfaat jangka panjang. Kita semua sebagai lembaga filantropi harus mengerti, bahwa bentuk bantuan yang paling berharga adalah kehadiran, hadir di tengah masyarakat,” ujarnya.
Program Fish Bank Indonesia di Desa Patoman ini melanjutkan keberhasilan di titik sebelumnya, yakni Pantai Bomo yang juga berada di Banyuwangi. Para nelayan pantai Bomo kini telah mencapai tujuan menjadi nelayan yang berdaya dan sejahtera. Mereka tak hanya menggantungkan hidup pada hasil tangkapan, melainkan bisa mencari potensi penghasilan lain seperti pariwisata dari pantai tersebut.
Dengan kolaborasi multipihak, termasuk dukungan PT Henan Asset Management, Fish Bank Indonesia optimis dapat memperkuat ketahanan ekonomi nelayan Patoman sekaligus menjaga kelestarian laut untuk masa depan generasi mendatang.***
Editor: Ibnu